Surakarta | Acehtraffic.com - Wakil Wali Kota Surakarta Hadi Rudyatmo mengatakan mobil rakitan siswa SMK di Solo yang beken dengan nama Esemka sudah lulus uji emisi.
"Termasuk Esemka jenis mini truk," katanya kepada wartawan, Ahad 30 September 2012. Saat ini Esemka tinggal menunggu surat uji tipe dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Setelah itu, surat uji tipe menjadi dasar mengurus surat tanda nomor kendaraan. "Lalu kami siap produksi massal," ujarnya.
Dia mengatakan rencananya pabrik perakitan Esemka berada di utara Solo Techno Park. Kemudian akan menggandeng usaha mikro-kecil dan menengah di Surakarta dan sekitarnya yang akan memasok komponen.
Dia menargetkan Esemka mulai diproduksi massal pada 2013. "Kami berharap tahun depan sudah mulai produksi," katanya.
Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi selaku pemegang merek mobil Esemka, Sulistyo Rabono mengatakan pabrik di Solo Techno Park kemungkinan hanya bisa memproduksi satu tipe saja, yaitu tipe sport utility vehicle.
Untuk kebutuhan investasi seperti peralatan dan gedung diperkirakan butuh anggaran Rp 50-100 miliar. "Paling tidak dalam sebulan bisa produksi 200 unit," katanya.
Sedangkan pabrik dengan kapasitas produksi lebih besar akan dibangun di sekitar Solo. Dia mengatakan hingga kini belum menemukan lahan seluas 10 hektare untuk pabrik utama.
Pertimbangan pemilihan lokasi pabrik seperti ramah lingkungan, ketersediaan energi, dan aksesbilitas transportasi.| AT | R | TEMPO|
Setelah itu, surat uji tipe menjadi dasar mengurus surat tanda nomor kendaraan. "Lalu kami siap produksi massal," ujarnya.
Dia mengatakan rencananya pabrik perakitan Esemka berada di utara Solo Techno Park. Kemudian akan menggandeng usaha mikro-kecil dan menengah di Surakarta dan sekitarnya yang akan memasok komponen.
Dia menargetkan Esemka mulai diproduksi massal pada 2013. "Kami berharap tahun depan sudah mulai produksi," katanya.
Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi selaku pemegang merek mobil Esemka, Sulistyo Rabono mengatakan pabrik di Solo Techno Park kemungkinan hanya bisa memproduksi satu tipe saja, yaitu tipe sport utility vehicle.
Untuk kebutuhan investasi seperti peralatan dan gedung diperkirakan butuh anggaran Rp 50-100 miliar. "Paling tidak dalam sebulan bisa produksi 200 unit," katanya.
Sedangkan pabrik dengan kapasitas produksi lebih besar akan dibangun di sekitar Solo. Dia mengatakan hingga kini belum menemukan lahan seluas 10 hektare untuk pabrik utama.
Pertimbangan pemilihan lokasi pabrik seperti ramah lingkungan, ketersediaan energi, dan aksesbilitas transportasi.| AT | R | TEMPO|
Posting Komentar