Listrik Malaysia Terangi Wilayah Indonesia

Kalimantan | Acehtraffic.com - Malam senyap di kawasan terpencil itu. Hanya bunyi jangkrik yang terdengar, dan sesekali lolongan anjing. Dusun Senipahan Desa Santaban Kecamatan Sajingan Besar Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat,  inilah nama daerah terisolir tersebut. Sejak dulu daerah ini tidak dapat menikmati aliran listrik.

Menjelang malam, daerah inipun gelap gulita. Hanya beberapa pemilik rumah yang mempunyai mesin genset untuk penerangan listrik yang menggunakan bahan bakar minyak jenis solar dan bensin. Bagi yang tak berpunya, mereka hanya mengandalkan lampu pelita.

Gelap di situ, terang benderang di seberang. Di sebagian desa yang hanya berjarak 24 kilometer dari Malaysia sudah terang benderang. Listrik mereka dipasok tetangga kampung sebelah,  negeri jiran Malaysia. Listrik mereka menyala  selama 24 jam penuh.

Sayangnya, aliran listrik belum bisa dinikmati secara keseluruhan. Hanya beberapa titik tertentu saja yang dapat teraliri listrik dari Malaysia, yakni jalan utama menuju perbatasan Sajingan Besar -- hanya 5 kilometer dari Dusun Senipahan.

“Indonesia telah merdeka 66 tahun, tapi kami di sini belum merdeka sampai sekarang. Memang benar di Kecamatan Sajingan Besar ini aliran listriknya dari Malaysia. Katanya sih listriknya hidup terus. Tapi kami di sini belum merasakannya," kata salah satu penduduk Senipahan, A.Ibel kepada VIVAnews.com.

Dia menambahkan, sudah beberapa kali warga mengajukan permohonan listrik ke PLN. "Yang terakhir pada 2011 lalu. Kami telah mengumpulkan fotokopi KTP. Katanya sih itu salah satu syaratnya ,ya akhirnya kami menyanggupinya. Rencananya awal Januari 2012 ini mau ada listrik masuk, tapi ya memang nggak ada masuk-masuk. Nggak tau mau sampai kapan lah," tambah dia.

Menurut Ibel, dusunnya terdiri dari 100 kepala keluarga yang terdiri dari 500 jiwa. Mereka sangat rukun hidup berdampingan satu sama lainnya.

Rata-rata mata pencaharian sejumlah penduduk di daerah ini adalah sebagai petani ladang, menoreh getah dan bercocok tanaman lainnya. Pada bulan Desember 2011 lalu, di daerah ini banjir besar melanda pemukiman warga setempat. Akibatnya, sebanyak 4000 hektar padi tidak bisa dipanen karena terendam banjir.

Tak hanya soal listrik, infrastruktur menuju Dusun Senipahan sangat memprihatinkan. Jalan yang masih tahapan dalam pengerasan ini membuat para pengendara harus ekstra hati-hati saat melintas. Kubangan lumpur dijalan ini menjadi pemandangan yang biasa saja setiap harinya kala hujan tiba.

Secara terpisah, General Manager PLN  wilayah Kalimantan Barat, Daniel S Bangun mengatakan, PLN wilayah Kalbar  saat ini telah melakukan kerja sama pembelian dengan negara Malaysia untuk menyuplai kebutuhan listrik di dua wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat.

Dua wilayah  itu yakni  Kecamatan Sajingan Besar  Kabupaten Sambas dan Kecamatan Badau Kabupaten  Kapuas Hulu. Pembelian listrik itu telah direalisasikan pada 2009 silam.

“Pembelian listrik dari Malaysia jauh lebih murah daripada biaya pembangunan dan operasional pembangkit PLN kita. Ya, makanya PLN Kalbar  berencana membeli lagi listrik dari Malaysia untuk beberapa wilayah  perbatasan yang ada  di Kalbar, ”kata General Manager PLN  wilayah Kalimantan Barat, Daniel S Bangun.

Hutan seperti lapangan bola
Hutan didaerah inipun tak luput dari ekspansi perkebunan kelapa sawit secara besar-besaran. Maka tak heran jika melihat hutan di daerah ini sudah gundul dan disulap berubah menjadi ladang perkebunan kelapa sawit. Hamparan luas perkebunan kelapa sawit sudah mendekati perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di Kecamatan Sajingan Besar, Aruk.

Secara kasat mata hutan di Malaysia masih utuh, sementara hutan di Indonesia ini hampir rata gundul, hanya ada sebagian saja yang masih utuh. “Sudah habis Pak hutannya disini untuk perkebunan kelapa sawit. Cobalah liat sendiri sana, kan sangat nampak tuh, hutan kita udah rata kaya lapangan sepak bola, tapi yang hutan Malaysia masih utuh,”ungkap warga lainnya, Didimus, saat melintas di jalan menuju perabatasan Aruk, Malaysia.| AT | VV |
Share this post :

Posting Komentar

 
>> Copyright © 2012. AchehPress - Informasi dan media - All Rights Reserved
Template Created by Author Published by Blogger
Powered by Google