Sofyan Dawood: PA Sudah Melenceng Dari Garis Perjuangan, Soenarko Pembunuh Masa DOM










Langsa | Acehtraffic.com - Mantan juru bicara militer Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Sofyan Dawood mengatakan, Partai Aceh (PA) sudah menzalimi amanah yang diberikan para mantan pejuang GAM, karena tindakan yang dilakukan Partai tersebut sekarang melenceng dari amanah perjuangan.

Hal itu diungkapkan Sofyan Dawood yang juga mantan panglima GAM wilayah Pase saat berorasi di hadapan ribuan massa yang menghadiri kampanye pasangan Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan di Lapangan Merdeka kota Langsa, Minggu 1 April 2012.

"Partai Aceh sudah menzalimi kami [para pejuang], Partai Aceh sudah menghalalkan segala cara untuk meraih dukungan," kata Sofyan Dawood.

Dikatakannya Partai Aceh sering melakukan kekerasan dalam mencari dukungan, bahkan mereka rela mengorbankan nyawa orang yang sudah berjasa pada perjuangan GAM hanya karena berbeda pendapat. "Belum menang saja sudah berkelakuan seperti seperti itu. Jadi jangan pilih pemimpin yang menghalalkan segala cara," kata Sofyan Dawood yang mendapingi Irwandi Yusuf di pentas.

Sofyan meminta kepada para pendukungnya agar tidak melakukan kekerasan untuk mencari dukungan masyarakat, karena tindakan kekerasan seperti itu tidak layak lagi dipraktekkan dalam berdemokrasi.

Menurutnya Partai Aceh selama ini belajar pada dua orang yang pernah mencatat sejarah kelam di Aceh. Kedua orang dimaksud adalah Abdullah puteh dan Mayjen (Purn) Sunarko.

Sofyan menambahkan, Abdullah Puteh seperti kita ketahui pernah melakukan korupsi besar saat menjadi gubernur Aceh, sementara Sunarko merupakan bekas petinggi di Komando Pasukan Khusus atau Kopasus, yaitu pasukan elit TNI yang banyak melakukan pembunuhan terhadap rakyat Aceh semasa DOM.

"Sunarko juga melakukan kekerasan di Aceh. Dimana telah menciptkan kekerasan dan kuburan massal di Aceh, seperti buket Sentang, rumoh Guedong dan lain-lain," kata Sofyan Dawood.

Mantan panglima perang GAM wilayah Aceh Besar, Muharram Idris dalam orasi politinya mengajak masyarakat untuk melawan teror dan intimidasi yang gencar dilakukan salah satu kubu kandidat diusung partai lokal.

"Hari ini teror, intimidasi menghantui masyarakat Aceh. Hari ini seolah-olah Aceh milik suatu kelompok, padahal Aceh ini milik semua rakyat Aceh. Hari ini kita punya darah dan tanah di Aceh. Masyarakat punyak hak untuk menentukan masa depan Aceh," kata Muharram.

Muharram mengungkapkan, walau dirinya berasal dari mantan kombatan GAM, tapi dia sama sekali tidak mendukung calon yang diusung PA. Alasannya? "Karena di PA sekarang banyak preman," tukasnya.

Ulama muda Aceh, Teungku Anwar Usman Kuta Krueng mengatakan, dari semua kandidat yang sudah lulus  seleksi, semua orang baik. "Tapi kenapa kita harus mendukung Irwandi? Irwandi sudah membuktikan, mampu merubah wajah Aceh, mampu mensejahterakan Rakyat Aceh," kata putra Abu Kuta Krueng itu.

Rasulullah saja yang manusia luar biasa, untuk berjuang menegakkan Islam butuh waktu 23 tahun. "Jadi kita wajib mendukung Irwandi satu periode lagi. Yang jelas program-program Irwandi program yang berakar pada rakyat kecil. Jangan kita serahkan yang memimpin kita adalah orang-orang yang tidak jelas, yang belum teruji dan tidak mampu."

Sementara Irwandi Yusuf dalam orasinya mengungkapkan keprihatinannya terhadap sepak terjang PA yang tak lain adalah partai yang pernah dibesarkan olehnya. "Kita sangat menyayangkan PA saat ini yang tidak mau berdemokrasi secara damai."

Mantan senior GAM di misi pemantau perdamaian Aceh ini juga menilai, PA telah melakukan pembohongan-pembohongan publik dalam kampanye untuk pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusungnya, dimana dangan memberi janji-janji yang mustahil direalisasi kepada rakyat.

Seperti janji untuk memberikan biaya setiap kepala keluarga (KK) di Aceh masing-masing Rp 1 Juta. "Ini sangat tidak mungkin bisa direalisasi," kata Irwandi. Irwandi mengajak massa untuk menghitung secara logika dan realita, 1,2 juta KK di Aceh x Rp 1 juta sama dengan jumlah dana dibutuhkan Rp 1,2 triliyun untuk satu bulan.

Kalau setahun maka kali 12 bulan, sama dengan butuh dana Rp 14,4 Triliyun. Sementara dana dimiliki Aceh setiap tahun hanya Rp9,5 triliyun. "Itu hal yang tidak mungkin, konon lagi diambil dari bagi hasil Migas, Jumlah nominal bagi hasil Aceh sekarang Rp700 miliar, itu 70 hasil pembagian 70-30," kata Irwandi.

Kampanye ini juga dihadiri oleh, Bakhtiar Abdullah, juru bicara GAM di Swedia, Hasan Umar Tiro (Putra Geuchik Umar, Panglima GAM pertama) dan Tgk.Fauzi Zainal Abidin Tiro yang merupakan keponakan langsung Tgk. Hasan Tiro, pendiri Gerakan Aceh Merdeka. | AT | OK |
Share this post :

Posting Komentar

 
>> Copyright © 2012. AchehPress - Informasi dan media - All Rights Reserved
Template Created by Author Published by Blogger
Powered by Google