Dugaan Beras Terkandung Arsenik, Dapat Terancam Kematian

Jakarta | Acehtraffic.com - Belakangan ini, di Amerika Serikat muncul imbauan untuk mengurangi konsumsi beras lantaran kekhawatiran terhadap bahan kimia arsenik yang diduga terkandung dalam beras. Tidak hanya di AS, hasil temuan organisasi kesehatan dunia (WHO) juga menemukan indikasi kandungan arsenik dalam beras di Thailand yang dipicu oleh tambang timah.
Sebenarnya, seberapa besar kemungkinan komoditi beras tercampur racun arsenik? Mantan Menteri Pertanian era reformasi Mohamad Prakosa menuturkan, sangat dimungkinkan beras tercemar kandungan kimia arsenik. "Bisa saja terjadi. Ada kemungkinan unsur-unsur kimiawi yang terkandung dalam tanah, akhirnya mempengaruhi proses dan hasil produksi pangan," jelas Prakosa kepada merdeka.com, Senin 1 Oktober 2012 malam.
Jika hal tersebut benar terjadi, Pras mengaku dampaknya sangat besar dan cukup membahayakan. Arsenik merupakan metaloid mengkilap abu-abu dalam bentuk elemen yang terjadi secara alami di kerak bumi yang kemudian membuat jalan sendiri menuju dalam tanah dan air melalui proses pelapukan.
Bahaya arsenik dalam makanan dan minuman sudah terbukti. Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir, meninggal dunia setelah diracun arsenik dalam minumannya. "Dampaknya sangat besar bila dikonsumsi manusia. Ya dampak paling buruknya bisa kematian," jelasnya.
Tapi, mantan menteri kehutanan era Megawati Soekarno Putri ini meyakinkan masyarakat agar tidak khawatir terlalu berlebihan. Sebab, dari sisi keamanan pangan dalam negeri, cukup kuat untuk meminimalisir kemungkinan tercampurnya arsenik dalam beras. Pras juga menegaskan, sejauh ini tidak ada beras produksi dalam negeri yang terindikasi tercampur kimia berbahaya, termasuk arsenik.
"Dari sisi keamanan pangan kita belum ada laporan soal indikasi dugaan itu," tegasnya. "Jadi masih aman," tambahnya.
Pras menuturkan, sepengetahuannya, belum ada penelitian di Indonesia yang menyebutkan adanya indikasi arsenik dalam beras yang diproduksi di dalam negeri. Penelitian yang dilakukan di AS pun dinilai perlu dibuktikan lebih lanjut agar tidak meresahkan. "Tidak ada laporan mengenai indikasi itu," ujar anggota Komisi IV DPR ini.
Terkait beras Thailand yang menurut studi WHO diduga terindikasi arsenik, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada institusi yang berwenang melakukan penelitian. Dalam hal ini, badan karantina diyakini memiliki kemampuan menguji hal tersebut.| AT | M | MR |
Share this post :

Posting Komentar

 
>> Copyright © 2012. AchehPress - Informasi dan media - All Rights Reserved
Template Created by Author Published by Blogger
Powered by Google