Kota Gaza | acehtraffic.com - Gerakan perlawanan Palestina Hamas menyambut pengunduran diri Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak dari kehidupan politik sebagai satu kemenangan bagi perlawanan.
Jurubicara Hamas Fawzi Barhoum mengatakan keputusan Barak untuk mengundurkan diri menunjukkan bahwa dia gagal dalam mengawasi aspek politik dan militer selama gempuran Israel baru-baru ini di wilayah Palestina.
Barhoum menambahkan bahwa pengunduran diri tersebut "menggarisbawahi" rezim Israel "gagal dalam mencapai tujuannya selama operasi."
Barhoum menekankan bahwa langkah tersebut adalah "kemenangan bagi perlawanan dalam operasi militer dan mencerminkan kepanikan dan krisis, pemimpin Israel sedang menderita sehubungan hasil operasinya."
Sementara itu, Abu Ahmad, juru bicara Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam di Palestina, mengatakan bahwa dengan mengundurkan diri Barak "mengakui kekalahan gemilang di tangan perlawanan dan kualitas serangan (perlawanan) menyentak Tel Aviv. "
Barak, 70 tahun, yang menjabat sebagai kepala staf Israel ke-14 dan telah menjalani karir militer selama 36 tahun, mengumumkan bahwa ia akan pensiun dari dunia politik dan tidak akan bersaing dalam pemilihan parlemen pada 22 Januari mendatang.
Pengumuman itu muncul hanya beberapa hari setelah berakhirnya perang mematikan Israel di Gaza.
Lebih dari 160 warga Palestina, termasuk kebanyakan wanita dan anak-anak, tewas dan sekitar 1.200 lainnya luka-luka dalam serangan Israel antara 14 sampai 21 November.
Sebagai balasan, para pejuang perlawanan Palestina menembakkan roket dan rudal ke kota-kota Israel, menewaskan sedikitnya lima orang Israel.
Perang delapan hari berakhir setelah rezim Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan gencatan senjata yang ditengahi Mesir pada 21 November. | AT | Z | PressTV
Posting Komentar