Medan | Acehtraffic.com - Malang benar nasib warga Jalan Sekip, Medan ini. Gara-gara terperosok di eskalator Terminal Keberangkatan Internasional Bandara Polonia Medan, dia terpaksa batal berangkat ke Penang, Malaysia, kemarin.Warga bernama Miraya ini seyogianya berangkat ke Penang pukul 12.30 WIB menggunakan pesawat Lion Air nomor penerbangan JT-1288.
Tujuannya ke Penang untuk menemani sang ibu berobat.Namun akibat kejadian ini,dia tak jadi berangkat karena harus menjalani perawatan di rumah sakit. Berdasar informasi yang diperoleh, Miraya jatuh di eskalator setelah boarding sekitar pukul 12.30. Dia hendak menuju ruang keberangkatan internasional. Tak lama eskalator berjalan, tiba-tiba Miraya jatuh ke lubang.
Beruntung dia segera ditolong penumpang lain di eskalator itu. “Kalau tidak ditarik sama bapak-bapak itu,mungkin kaki saya sudah putus,” ucap Miraya. Setelah diselamatkan, Miraya langsung dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat [IGD] Rumah Sakit (RS) Santa Elisabeth Medan. “Kondisi pasien sadar. Terdapat luka di atas dengkul kiri,tapi nanti korban akan diperiksa ahli bedah,” kata Humas RS Santa Elisabeth Alfred C Satyo.
Humas Angkasa Pura [AP] II Bandara Polonia Firdaus menyebutkan, kejadian yang dialami Miraya murni kecelakaan biasa. Dia pun mengklaim kejadian ini bukan kesalahan pihak bandara, melainkan kelalaian Miraya yang salah menaiki eskalator. Karena saat itu eskalator sedang dalam perbaikan. “Dia naik eskalator yang sedang dalam perbaikan sehingga tasnya tersangkut, dia pun terjatuh. Padahal sudah kami beritahukan bahwa eskalatornya rusak dan masih dalam perbaikan,” ucapnya dikutip SINDO.
Meski demikian, pihaknya langsung memberikan pertolongan dengan melarikan Miraya ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan. Seluruh biaya perawatan Miraya di rumah sakit akan ditanggung oleh pihak AP II Bandara Polonia. Mengenai batalnya keberangkatan Miraya dan ibunya, Firdaus mengatakan, akan dibicarakan dengan pihak maskapai Lion Air.
Sementara itu,Miraya mengaku tidak melihat ada tanda-tanda kerusakan di eskalator yang dinaikinya itu.Dia hanya melihat tanda kerusakan dipasang di eskalator lain. ”Eskalator itu jalan seperti biasa, eskalator yang bertanda [rusak] justru yang di sebelahnya,” ucapnya. Miraya berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi pihak AP II selaku pengelola bandara. Jangan sampai ada jatuh korban lain. “Untung hanya saya yang kena. Jangan sampai kena orang lain,” paparnya.
Station Manager Lion Air Fendy ketika dikonfirmasi kemarin sore mengaku belum mengetahui kejadian itu. Begitupun, jika Miriya dan ibunya tidak terlambat boarding, mereka masih bisa diberi tiket pengganti. “Namanya juga kecelakaan. Tapi akan kami lihat dulu kepastian bagaimana kejadiannya,” ucapnya.| AT | MT |
Beruntung dia segera ditolong penumpang lain di eskalator itu. “Kalau tidak ditarik sama bapak-bapak itu,mungkin kaki saya sudah putus,” ucap Miraya. Setelah diselamatkan, Miraya langsung dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat [IGD] Rumah Sakit (RS) Santa Elisabeth Medan. “Kondisi pasien sadar. Terdapat luka di atas dengkul kiri,tapi nanti korban akan diperiksa ahli bedah,” kata Humas RS Santa Elisabeth Alfred C Satyo.
Humas Angkasa Pura [AP] II Bandara Polonia Firdaus menyebutkan, kejadian yang dialami Miraya murni kecelakaan biasa. Dia pun mengklaim kejadian ini bukan kesalahan pihak bandara, melainkan kelalaian Miraya yang salah menaiki eskalator. Karena saat itu eskalator sedang dalam perbaikan. “Dia naik eskalator yang sedang dalam perbaikan sehingga tasnya tersangkut, dia pun terjatuh. Padahal sudah kami beritahukan bahwa eskalatornya rusak dan masih dalam perbaikan,” ucapnya dikutip SINDO.
Meski demikian, pihaknya langsung memberikan pertolongan dengan melarikan Miraya ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan. Seluruh biaya perawatan Miraya di rumah sakit akan ditanggung oleh pihak AP II Bandara Polonia. Mengenai batalnya keberangkatan Miraya dan ibunya, Firdaus mengatakan, akan dibicarakan dengan pihak maskapai Lion Air.
Sementara itu,Miraya mengaku tidak melihat ada tanda-tanda kerusakan di eskalator yang dinaikinya itu.Dia hanya melihat tanda kerusakan dipasang di eskalator lain. ”Eskalator itu jalan seperti biasa, eskalator yang bertanda [rusak] justru yang di sebelahnya,” ucapnya. Miraya berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi pihak AP II selaku pengelola bandara. Jangan sampai ada jatuh korban lain. “Untung hanya saya yang kena. Jangan sampai kena orang lain,” paparnya.
Station Manager Lion Air Fendy ketika dikonfirmasi kemarin sore mengaku belum mengetahui kejadian itu. Begitupun, jika Miriya dan ibunya tidak terlambat boarding, mereka masih bisa diberi tiket pengganti. “Namanya juga kecelakaan. Tapi akan kami lihat dulu kepastian bagaimana kejadiannya,” ucapnya.| AT | MT |
Posting Komentar