Partai Aceh Menang, Berjuta Janji Manis, Jadi Angin Atau Kenyataan ?


Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh akan mengumumkan secara resmi hasil pilkada 9 april yang lalu, calon Gubernur /wakil Gubernur Aceh yang bernaung dibawah bendera merah yang dipadukan les hitam dan putih serta ditengah-tengahnya bertuliskan Partai Aceh (PA), yaitu pasangan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf, yang lebih popular dengan singkatan ZIKIR dipastikan keluar sebagai pemenang.

Suka tidak suka, senang tidak senang, inilah hasil yang harus diterima oleh semua rakyat Aceh sekaligus kandidat yang ikut bertanding dalam merebut posisi Aceh 1 dan Aceh 2 periode 2012-2017.

Meskipun dalam pemilihan tersebut banyak masyarakat dan sejumlah saksi kandidat lain tidak bebas bersaksi atau menghadiri kampanye selama proses pilkada berlangsung, disebabkan oleh sikap kader Partai Aceh yang sangat arogan dan buta dengan nilai-nilai demokrasi.

Prinsip pilkada yang langsung, umum, bebas rahasia (LUBER) serta jujur dan adil (JURDIL) telah dikesampingkan oleh mereka-meraka yang haus akan kekuasaan.

Walaupun Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf telah terpilih sebagai Gubernur dan Wakil gubernur Aceh,   akan tetapi banyak pihak yang meragukan kempuan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf, kekhawatiran tersebuat bukanlah tanpa alasan, jika dilihat dari trek record kedua tokoh ini memang belum teruji.

Karena sebelumnya belum pernah memegang jabatan yang strategis dalam pemerintahan Indonesia, walaupun dulu Zaini Abdullah dalam barisan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dikenal sebagai menteri luar negeri, akan tetapi dalam perjalanan karirnya, beliau bukanlah tokoh yang begitu eksis dalam melakukan lobi-lobi Internasional.

Perhatian dunia Internasional terhadap konflik Aceh lebih kepada manuver-manuver yang dilakukan oleh anggota GAM yang berperang di Aceh, bukan karena kehebatan lobi-lobi International secara langsung, misalnya tindakan yang dilakukan oleh pasukan Ishak Daud, panglima GAM wilayah Peureulak dengan menculik dua wartawan RCTI, Ersa Siregar dan Feri Santoro,yang pada akhirnya Ersa Siregar yang merupakan reporter senior RCTI harus menghembuskan nafas terakhir dipedalaman Aceh Timur disaat terjadinya baku tembak antara TNI dan pasukan GAM.

Penculikan dua insan pers  tersebut telah menjadi isu nasional dan juga telah semakin menarik perhatian dunia internasional terhadap konflik Aceh, faktor lain misalnya pembunuhan secara membabi buta oleh TNI terhadap masyarakat yang tak bersalah, dan yang terakhir terjadinya tsunami yang meluluh lantakkan Aceh telah mengundang rasa prihatin masyarakat nasional dan international, sehingga pada akhirnya lahirlah MoU Helsinki.  

Secara singkatnya berdasarkan track record selama menjabat sebagai menteri luar negeri Gerakan Aceh Merdeka (GAM), sosok Zaini Abdullah bisa dikatakan sebagai tokoh yang low profil.

Kemudian Muzakir Manaf, tokoh tamatan SMA kelahiran 1964 ini merupakan mantan panglima GAM, dan sekarang menjabat sebagai ketua KPA dan juga ketua Partai Aceh, dalam perjalanan karirnya belum pernah menjabat posisi apapun dalam pemerintahan selain daripada jabatan organisasi politik sebagaimana yang telah penulis sebutkan, mengendalikan pemerintahan Aceh dengan posisi sebagai gubernur dan wakil gubernur bukanlah pekerjaan yang mudah, mengingat berbagai macam persoalan masih mewarnai negeri indatu yang kita cintai ini.

Aceh hari ini diibaratkan sebagai benang kusut yang pelu kecerdikan serta kemahiran dan kehati-hatian dalam meleraikannya.

Berdasarkan latar belakang tersebutlah maka ada pihak yang meragukan kemampuan kedua tokoh ini dan ditakutkan roda pemerintahan Aceh bukannya maju kedepan, akan tetapi malah mundur kebelakang, fondasi pembangunan yang selama ini telah dibangun oleh pemimpin sebelumnya dikhawatirkan juga akan jalan ditempat.

Akan tetapi menurut penulis, kita harus berfikir positif dan memberikan kesempatan untuk mereka berbuat dan jangan terlebih dahulu kita kucilkan, suasana menjadi Menteri luar negeri dalam kapasitas seorang pemberontak dan hidup dalam suasana ketakutan serta ekonomi yang pas-pasan pasti mempunyai perbedaan dengan posisi sebagai Gubernur Aceh yang hidup dalam kenyamanan dan fasilitas yang mewah.

Memerlukan keseriusan, keikhlasan dan kemampuan yang mantap untuk membawa Aceh kepada arah yang lebih baik, kecuali tujuan menjadi Gubernur dan wakil gubernur hanya sebagai ajang bagi-bagi kekuasaan dan bagi-bagi proyek sesama anggota dan mitra pendukung sebagaimana yang sering kita lihat selama ini, mungkin jika itu tujuannya mudah saja apalagi sekarang legislatif dan eksekutif sama-sama dikuasai oleh partai Aceh, akan tetapi penulis yakin calon Gubernur beserta wakil Gubernur terpilih  mempunyai tujuan yang mulia,

Terlepas daripada trec record dan kelemahan yang ada, Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf perlu membuktikan kepada seluruh masyarakat Aceh bahwa ia mampu memimpin dengan baik serta mampu mengeluarkan Aceh daripada berbagai macam persoalan dan dinamika politik ,ekonomi sosial dan budaya.

Retorika-retorika yang selama ini disampaikan harus dibuktikan dalam alam nyata, dan penulis yakin seumpamanya pemimpin terpilih mulai dari Tingkat Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/ Wakil Bupati serta Walikota/Wakil Walikota terpilih mampu memperjuangakn kehendak rakyat sebagaimana yang di inginkan.

Maka yakinlah untuk pemilihan dimasa yang akan datang, masyarakat Aceh tak akan berpindah kepada calon maupun partai yang lain, tanpa harus melakukan intimidasipun dan kecurangan-kecurangan lainnya  partai Aceh akan menang dan mungkin akan memperoleh suara dalam skala yang lebih besar lagi.

Dan yang terakhir sekali penulis ingin sampaikan, hari ini partai Aceh yang  yang dianggotai oleh kebanyakan para mantan GAM telah berhasil menang dengan berbagai macam ilah daya, ayo Partai Aceh (PA) buktikan kemampuan merahmu.

Supaya masyarakat tidak mengatakan dirimu sebagai pembohong, karena begitu banyak janji-janji manis yang engkau sampaikan kepada masyarakat semasa kampanye, dan semoga kamu bisa….Wallahu`alambissawab. |

Penulis Eka Januar Mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan Sains Politik. Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM)

Share this post :

Posting Komentar

 
>> Copyright © 2012. AchehPress - Informasi dan media - All Rights Reserved
Template Created by Author Published by Blogger
Powered by Google