Jakarta | Acehtraffic.com - Beberapa proyek 'mahal' di DPR masih mangkrak. Salah satunya adalah renovasi parkir motor, yang kabarnya menelan biaya Rp 3 miliar namun sampai saat ini masih belum bisa digunakan pengunjung Gedung DPR.
Parkiran motor terletak di samping gedung Nusantara I komplek DPR, Senayan, Jakarta. Parkiran tersebut juga berdekatan dengan kantin 'pujasera' DPR.
Sebelum direnovasi, tempat parkir itu hanya 1 lantai tanpa dinding dengan atap genteng yang tersusun tak rapi. Tak ada pintu masuk dan keluar, motor dibiarkan terparkir acak-acakan tanpa ada yang mengatur.
Selain itu, tempat parkir itu juga digunakan untuk meletakkan bus dan mobil dinas DPR yang sudah rusak. Kotoran berserakan dimana-mana tanpa ada yang membersihkan.
Tempat parkir yang kini Senin, 23 April 2012 berlantai 2 itu sudah selesai direnovasi. Namun belum terbuka untuk pengunjung umum. Beberapa bus DPR dan motor terlihat parkir di lantai 1.
Informasi yang dihimpun, renovasi menghabiskan dana sebesar Rp 3 miliar. Namun, tidak terlihat ada perbedaan yang berarti. Parkiran hanya bertambah satu lantai, dan tetap tanpa dinding.
Pengunjung umum tampak belum bisa menggunakan tempat parkir, hal itu terlihat dari tanda penghalang yang dipasang didepan jalan masuk ke lantai 2 parkiran. Motor para pengunjung masih terletak di belakang gedung Nusantara I yang terbuka tanpa atap. Motor-motor tersebut terkena panas dan hujan.
Padahal proyek renovasi sudah dimulai sejak 6 bulan lalu. Namun hingga saat ini tempat parkir tersebut belum bisa digunakan. Entah kapan parkiran tersebut bisa digunakan.
Seperti diketahui sejumlah proyek pengadaan di DPR dihentikan sementara. Pengadaan toilet, pembangunan papan ucapan selamat datang DPR, hingga pengadaan kursi baru ruang Banggar distop hingga audit Badan Pemeriksa Keuangan [BPK] selesai.
"Iya audit BPK belum selesai," kata Sekjen DPR Nining Indrasaleh, Senin 23 April 2012.
Proyek lain yang dibiarkan mangkrak adalah pengadaan papan ucapan selamat datang DPR berbahan LCD berukuran 3x4 meter di halaman depan gedung DPR. Perangkat yang sudah dipasang sejak bulan Januari 2012 belum dapat dioperasikan.
Sementara itu sejumlah toilet di DPR juga dibiarkan rusak tanpa renovasi, seperti beberapa toilet di lantai 1 gedung Nusantara III DPR yang dibiarkan rusak dengan tulisan 'sedang diperbaiki'. Biaya renovasi toilet DPR senilai Rp 2 miliar tampaknya sulit dikucurkan sebelum audit BPK rampung.
BPK kini tengah mengaudit keuangan Kesekjenan DPR sejak Januari lalu. Utamanya sejak DPR ketahuan membangun ruang rapat baru Banggar DPR senilai Rp 20,3 miliar. Ruangan tersebut sampai saat ini dibiarkan tertutup.
Satu-satunya proyek yang selesai adalah pembangunan kembali pagar gedung DPR yang roboh karena demonstran penolakan kenaikan harga BBM. Sebab anggaran perbaikan yang berkisar pada angka Rp 200 juta itu masih bisa dianggarkan dari alokasi anggaran Kesekjenan DPR. | AT | DT |
Posting Komentar