Ini Pandangan Farid Gaban Wartawan Senior Indonesia Soal Iran

Acehtraffic.com- Perjalanan Revolusi Islam Iran hingga kini menorehkan sejarah baru dalam blantika  politik modern. 

Inilah eksperimen sebuah negara Republik yang mengadopsi nilai-nilai Islam sebagai prinsip kenegaraannya.
Wartawan Senior Indonesia, Farid Gaban melihat Iran saat ini menghadapi tantangan yang besar, namun tetap bisa survive selama lebih dari tiga puluh tahun dengan sistem yang matang. Tidak hanya itu, tutur Farid, Iran juga menawarkan sebuah posisi yang baru mengimbangi hegemoni Barat.
Simak wawancara lengkap situs berita IRIB Bahasa Indonesia dengan wartawan senior Farid Gaban mengenai "Revolusi Islam Iran, Hegemoni Barat dan  Dunia Islam" berikut ini:
Bagaimana pandangan Anda mengenai Revolusi Islam Iran ?
Saya kira Revolusi Iran itu merupakan salah satu yang paling sistemasis, paling terstruktur, dan salah satu yang paling sukses dalam tiga puluh tahun terakhir. Inilah perubahan yang radikal. Sebuah sukses yang besar.

Dan saya jarang sekali melihat di tempat-tempat lain bisa seperti itu. Saya kira itu sebuah sukses besar. Apalagi di tengah-tengah embargo dari AS dan Eropa.
Iran menghadapi tantangan yang besar dan bisa survive selama lebih dari tiga puluh tahun dengan sistem yang matang, meskipun saya tahu tentu ada banyak persoalan yang menimpa dalam negeri Iran. Tapi secara keseluruhan saya kira ini suatu sukses yang besar.
Kira-kira faktor apa yang menyebabkan terjadi demikian, mungkin ada yang menarik disoroti dari Revolusi Islam Iran ?
Tentu saja kondisi sosial politik sebelum revolusi menarik untuk dianalisis secara mendalam bersama problem-problemnya. Saya kira peran Ayatullah Khomeini sangat besar. Tidak ada revolusi tanpa kepemimpinan. Saya kira disitulah kuncinya.
Mungkin kita melihat apa yang terjadi di Timur Tengah seperti di Tunisia dan Mesir, saya kira yang tidak ada di situ adalah kepemimpinan. Apa yang terjadi di Tunisia dan Mesir betul-betul pemberontakan rakyat, dan itu juga fantastis. Kita masih akan melihat untuk waktu yang cukup lama, karena di situ tidak ada kepemimpinan. Barangkali lebih kepada kemarahan terhadap sistem lama.
Bagaimana membangun yang baru, saya masih belum melihatnya, dan kita perlu menunggu beberapa tahun ke depan bentuknya seperti apa. Saya kira di Iran ada kepemimpinan yang lebih matang, jadi perubahan itu jauh lebih sistematis, meski saya tidak tahu persis seperti apa yang dipikirkan oleh Imam Khomeini.   
Dengan berjalannya waktu, bagaimana Anda melihat dinamika di Iran sendiri,  menuju ke arah mana sebetulnya, dan tawaran apa yang paling mendasar dari revolusi Iran ini ?
Saya kira salah satu bukti yang paling menonjol dari Revolusi Islam adalah keberhasilan Iran membangun jati dirinya sendiri. Saya kira ini juga hampir sama perkembangannya dengan Amerika Latin.
Jadi, perkembangan dunia dalam beberapa tahun terakhir di Iran dan Amerika Latin, dan belakangan ini saya melihat Turki juga tampak ingin mandiri dalam menghadapi kekuatan dunia yang hegemonik, yang selama ini dikuasai oleh Amerika, Eropa. Dan sekarang juga ada calon super power baru seperti Cina, juga Iran, dst menjadi penyeimbang hegemoni dunia. Saya melihat upaya seperti ini harus disambut dengan baik, walaupun friksi-friksi internasional menjadi sangat keras.  
Kalau saya pribadi menyambut baik kemandirian, cara bersikap yang lebih mandiri di Iran, di Amerika Latin dalam melihat persoalan dunia. Misalnya dalam melihat masalah Palestina. Jadi ada kemandirian dan sikap yang jelas.
Negara-negara non-muslim seperti Amerika Latin begitu antusias mendukung Palestina. Inilah menurut saya salah satu yang patut dicontoh oleh negara-negara muslim lain yang sebagian masih terkungkung oleh hegemoni Barat.
Kalau kita lihat sejumlah negara Muslim seperti Pakistan masih menjadi orbit AS, di Afghanistan kita belum tahu persis. Saya kira banyak problem-problem dunia Islam yang masih kuat ketergantungannya terhadap Barat. Dalam hal ini Iran menawarkan sebuah posisi yang baru.
Bagaimana Anda melihat kedekatan Iran dan negara-negara Amerika Latin yang disebut-sebut sebagai "aliansi Islam-Sosialis" ?
Saya melihat hal itu sebagai sesuatu yang positif. Sebenarnya ini bukan soal agama saja.Ternyata dari orang yang berbeda agama saja punya pandangan yang kira-kira sama tentang suatu masalah.
Saya termasuk yang berharap aliansi Iran dan Amerika Latin menguat. Itu yang jarang saya lihat dari dunia Islam, terutama di dunia Arab.
Kira-kira hambatan apa yang menimpa dunia Islam sendiri sehingga cita-cita kebangkitan Islam selama ini hanya menjadi impian yang terkubur ?
Cita-cita kebangkitan Islam itu sudah ada sejak dekade 80-an. Hampir persis dengan terjadi Revolusi Islam Iran. Sebenarnya Iran itu mewakili kebangkitan Islam.
Saya kira yang sebenarnya perlu dipikirkan dunia Islam adalah melupakan friksi-friksi khilafiah maupun perbedaan mazhab. Pada dasarnya mereka bisa bekerjasama. Buktinya Iran dengan negara-negara Katolik atau non Muslim di kawasan Amerika Latin  seperti Argentina dan negara lain bisa bekerjasama. Apalagi di dalam dunia Islam sendiri yang perbedaannya lebih kecil.
Perbedaan itu biarkan saja ada, tapi kerjasama ekonomi dan sosial yang lebih bagus harus dibangun dan ditingkatkan. Perbedaan mazhab tidak akan pernah bisa diubah, tidak perlu dihapuskan, dan memang tidak boleh dihapuskan.
Di sinilah saya kira dunia Islam harus berusaha lebih keras untuk mewujudkan kerjasama. Mungkin yang paling mendesak adalah kerjasama ekonomi untuk membangun kemandirian ekonomi. Saya kira itu yang paling perlu dilakukan.
Mengenai nilai-nilai universal Revolusi Islam, bagaimana anda melihat karakteristik yang membedakannya dengan revolusi lain?
Saya kira perbedaan yang paling utama dari Revolusi Islam Iran adalah sistem Imamah. Ada Ayatullah, ada Imam Khomeini, dan dialah yang memimpin.
Di berbagai tempat, itu tidak muncul ya. Misalnya perubahan di Eropa Timur tahun 90-an saya kira lebih disebabkan kemarahan pada sistem lama yang sentralistik. Tapi mereka kemudian berlomba-lomba melirik ke Barat. Kemudian terjadi juga di dunia Arab sekarang. Mungkin itulah yang membedakan.
Di Sunni tidak ada Imamah dan kemimpinan itu masih harus dicari. Tentu dulu ada orang-orang besar di dunia Arab seperti Gamal Abdul Nasr dll. Walaupun itu bukan faktor yang paling penting, tetapi harus ada satu orang atau kelompok yang memandu perubahan. Ini yang belum saya lihat di Tunisia.
Bagaimana dengan tawaran Iran mewujudkan tanpa hegemoni dan dominasi pihak tertentu ?
Sebuah problem ya, hingga kini ada sejumlah negara yang selalu ingin mendominasi dunia. Ya, Kolonialisme. Dahulu ada Inggris, Spanyol dan lainnya yang selalu ingin mendominasi bangsa-bangsa lain. Sekarang Amerika, walaupun Eropa jadi sebuah kekuatan baru dan kini Cina muncul sebagai kekuatan baru.
Tatanan dunia baru yang seharusnya dibentuk tidak boleh ada kekuatan tunggal yang mendominasi. Cinapun kalau terlalu mendominasi bisa berbahaya. Jadi saya kira harus dijalin kerjasama dan penghormatan antarnegara dunia.
Kita lihat saat ini lembaga-lembaga besar seperti World Bank, IMF, WTO, sebenarnya bagian dari alat hegemoni yang harus dirombak ke depan. Makanya ada perlawanan-perlawanan seperti yang dilakukan Cina, Iran dan beberapa negara Amerika Latin yang mengusahakan sebuah front yang netral.
Saat ini dolar dan juga euro mendominasi standar mata uang internasional. Selama ini hampir semua negara memiliki cadangan dalam mata uang dolar. Ini juga bentuk hegemoni global.
Amerika memiliki defisit anggaran. Hutang Amerika begitu besar, tapi ekonomi mereka masih tetap mapan, karena negara dunia menggunakan cadangan devisa dalam bentuk dolar. Mereka bisa beli senjata yang paling mahal, yang pada akhirnya dipakai sebagian untuk menindas orang-orang Muslim, padahal yang menyumbang mereka adalah kita-kita juga. Saya kira ini bukan sistem sosial ekonomi yang adil.
Bagaimana Anda melihat upaya melawan hegemoni media mainstream dewasa ini?
Kebetulan Amerika Serikat sebagai ekonomi besar dunia dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami decline. Kredibilitas media di AS pun semakin menurun. Pada saat yang sama muncul para pesaing baru seperti Aljazeera. Menurut saya itu menarik sekali. Ketika berbicara mengenai politik Timur Tengah kini banyak pemain-pemain media baru yang bisa menyaingi satu suara AS.
Saya kira beberapa media di Iran seperti Press TV, IRIB sendiri bisa menjadi media alternatif yang perlu diperbanyak. Jangan hanya Associated Press, News Week, Times atau The Economist.
Kita melihat di Amerika, juga di Eropa sendiri muncul media-media alternatif yang bisa menjadi penyeimbang. Kita melihat di Inggris misalnya, pandangan koran The Times dengan The Guardian berbeda mengenai kasus Palestina.
Di Amerika, beberapa media kecil punya suara yang berbeda dengan The New York Times, News Week atau media mainstream lainnya.
Internet sebenarnya memberikan suatu peluang yang besar. Dengan internet saya  bisa mengakses situs-situs alternatif yang dulu tidak bisa dilakukan karena harus beli langsung. 

Sekarang saluran-saluran alternatif seperti itu lebih besar. Internet saya kira sangat membantu.Tapi, lagi-lagi kita harus memilikirkan tentang content . Isi yang bagus dan punya kredibilitas berita merupakan hal yang perlu dibangun oleh dunia Islam | Sumber IRIB Indonesia
Share this post :

Posting Komentar

 
>> Copyright © 2012. AchehPress - Informasi dan media - All Rights Reserved
Template Created by Author Published by Blogger
Powered by Google