Fauzi Husin Pimpin BPKS Sabang

Banda Aceh | acehtraffic.com - Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah, Kamis 22 November 2012, melantik enam direksi baru Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS). Pelantikan berlangsung di Gedung Serbaguna Sekretariat Daerah (Setda) Aceh.

Mereka yang dilantik adalah Fauzi Husin sebagai Kepala BPKS, Irwan Faisal sebagai wakil Kepala BPKS, Chandra Hasan sebagai Deputi Bidang Umum, Muhammad sebagai Deputi Bidang Kepegawaian, Ramadhani Ismy, sebagai Deputi Bidang Tehnik, Pengembangan dan Tata Ruang, dan Muslim A Djalil sebagai Deputi Bidang Komersil dan Investasi.

Gubernur dalam pidato pelantikannya menyebutkan bahwa para direksi BPKS yang dilantik kemarin merupakan direksi yang kelima sejak BPKS terbantuk tahun 2000 lalu.

Dalam pidato pelantikannya Gubernur mengatakan bahwa minimal ada empat bidang kegiatan ekonomi yang bisa segera dijalankan oleh manajemen BPKS yang baru. Yaitu pariwisata, perdagangan, industri, dan perikanan.

“Dari keempat bidang tadi, yang bisa digerakkan dengan segera adalah bidang pariwisata dan perdagangan,” sebut Zaini.

Kedua bidang tersebut ia nilai tidak harus mengeluarkan dana yang besar, kecuali untuk menyelesaikan sarana dan prasarana infrastruktur pendukung kegiatan itu seperti perizinan perdagangan yang belum tuntas, mencari investor, memberikan kemudahan serta jaminan keamanan investasi, serta membangun berbagai prasarana dan sarana industri pariwisata yang belum tersedia.

Kepala BPKS yang baru, Fauzi Husin, didampingi Irwan Faisal  mengatakan, langkah awal untuk menggerakkan ekonomi masyarakat Sabang adalah dengan pariwisata, perdagangan, industri, dan perikanan.

“Empat bidang ini optimis dapat digarap secara simultan. Untuk tahun pertama dimulai dengan kegiatan pariwisata, kemudian dilanjutkan dengan perdagangan, industri dan perikanan. Setelah itu baru jasa pelabuhan,” ujar mantan Direktur Utama PT Arun ini.(her)

Siapa Fauzi Husin?
FAUZI Husin bukanlah wajah baru. Ia sebelumnya dikenal sebagai pucuk pimpinan pada salah satu perusahaan penghasil gas alam cair terbesar di Indonesia, yaitu PT Arun NGL Blang Lancang, Lhokseumawe.

Jabatan Presiden Direktur di perusahaan patungan Pertamina, Exxon Mobil dan Japan Indonesia LNG Company, itu, ia pegang sejak 20 Juni 2008, sebelum akhirnya pensiun pada 30 Juni 2012. Sebelumnya, Fauzi Husin menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur.

Tidak heran jika kemudian harapan besar akan kemajuan Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) digantungkan dipundak pria kelahiran Banda Aceh, 23 Mei 1956 ini. Hal itu tergambar jelas dalam ucapan Gubernur Zaini Abdullah saat melantik direksi BPKS, Kamis 22 November 2012

Gubernur mengatakan, para direksi BPKS yang dilantik kemarin merupakan direksi yang kelima sejak BPKS dibentuk tahun 2000 lalu.

“Kalau dilihat dari rukun Islam, maka ini merupakan rukun yang kelima, yang memberikan makna, direksi yang kami lantik ini adalah direksi yang akan memberikan kesempurnaan dari empat direksi sebelumnya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk menggerakkan lokomotif ekonomi Sabang,” harap Zaini.(her)

Adnan Ganto: Sabang belum jadi Pelabuhan Bebas

KEPALA Dewan Pengawas dan Pengarah Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), Adnan Ganto menilai, Sabang belum menjadi Kawasan Perdagngan Bebas dan Pelabuhan Bebas sebagaimana yang diharapkan masyarakat Aceh.

Hal itu antara lain terjadi karena sejak berdiri tahun 2000 lalu Aceh masih dalam kondisi konflik. Setelah terwujudnya perdamaian, Aceh sendiri saat itu baru satu tahun dilanda tsunami. Tak lama kemudian, Aceh kembali diterpa isu teroris.

Adnan mengungkapkan, isu teroris telah membuat investor asing takut ke Aceh. Investor dari Eropa dan Amerika bahkan menunda investasinya meski telah melakukan MoU dengan BPKS untuk membangun berbagai industri, termasuk galangan kapal di Sabang.

Citra Aceh kembali pulih setelah Pilkada berjalan sukses, yang ditandai masuknya beberapa investor dari Korea yang akan merelokasi industrinya ke Sabang. “Salah satu diantaranya adalah sebuah perusahaan dari Korea yang memproduksi lampu listrik tenaga matahari. Untuk maksud tersebut, mereka telah menyetorkan dana awal investasinya ke Aceh Rp 2 miliar,” ungkap Adnan Gantoe.

Menurut Adnan Ganto, kunci investasi itu ada dua. Pertama adalah keamanan, kenyamanan, dan tersedianya prasarana dan sarana infrastruktur dasar, dan yang kedua adalah uang. “Jika keduanya tidak ada, investasi tidak bisa jalan,” ujar Adna Gantoe.| Sumber Serambi|
Share this post :

Posting Komentar

 
>> Copyright © 2012. AchehPress - Informasi dan media - All Rights Reserved
Template Created by Author Published by Blogger
Powered by Google