Surabaya | Acehtraffic.com - Hari Valentine, untuk sebagian orang selalu diidentikkan sebagai hari kasih sayang. Dan momentum di tanggal 14 Februari ini, menjadi sangat penting untuk pasangan muda-mudi melepas syahwatnya, meski hanya sesaat.
Di Surabaya, Jawa Timur misalnya. Ada beberapa tempat, yang kerap dijadikan tongkrongan, bagi sebagian remaja untuk merayakan hari Valentine bersama sang kekasih.
Ironisnya, hari kasih sayang itu, selalu tak bisa dilepaskan dari masalah syahwat. Padahal, untuk memperingati hari Valentine, bisa dilakukan dengan saling mengasihi dan menjaga hubungan sebelum janur kuning melengkung (masa pra nikah).
Seperti yang tampak di kawasan Pantai Ria Kenjeran misalnya. Di hari Valentine, di lokasi ini menjadi tempat paling asyik bagi remaja putra-putri untuk memadu kasih. Di hari kasih sayang ini, bukan hanya sekuntum mawar merah yang dipersembahkan oleh sang kekasih, tapi banyak sebagian muda-mudi melewati hari kasih sayang itu, dengan saling memagut kasih. Bibir mereka saling pagut, tak peduli walau di sekitar mereka banyak orang berlalu lalang.
Di tempat ini (Pantai Ria Kenjeran), meski di siang hari, beberapa pasang kekasih tampak berduaan di tempat mereka masing-masing. Ada yang berada di bawah pohon rindang, ada yang di tempat ayunan, ada yang di tepian pantai. Rata-rata mereka saling meraba dan berciuman mesra.
Tak hanya di Pantai Ria Kenjeran, yang banyak terdapat tempat-tempat romantis dan juga menyediakan penginapan super murah, hanya sekitar Rp 75 ribu hingga Rp 100 ribu, pasangan muda-mudi itu bisa 'bercengkerama' secara aman. Namun di tempat lain di Surabaya juga ada lokasi yang dijadikan ajang memperingati hari valentine.
Di Taman Apsari, tepatnya di depan Gedung Negara Grahadi Jalan Gubernur Suryo, juga menjadi tempat yang romantis untuk menikmati malam Valentine. Meski tempat ini sangat terbuka, banyak orang berlalu lalang di sini, bukan suatu masalah bagi pasangan muda-mudi untuk melewatkan kesempatan saling meraba.
Di dalam taman, tampak dua pasang kekasih duduk berdekatan. Jaraknya hanya sekitar dua meter saja. Di bawah pohon rindang, kedua pasangan itu mengapresiasikan rasa cinta mereka dengan cara mereka masing-masing. Satu pasang, tampak saling pagut, bibir ketemu bibir. Sedang pasangan yang lain, terlihat pemuda menyerahkan sekuntum mawar merah pada kekasihnya yang disambut dengan mencium wangi bunga.
Tentu saja, aksi romantis para muda-mudi ini menjadi tontonan gratis bagi mereka yang tengah menikmati minuman kopi hangat di Circle K, yang berada di seberang kiri Taman Apsari. Beberapa pasang mata tertuju ke arah taman yang hanya dipisahkan oleh jalan raya.
"Mumpung ada tontonan gratis," gumam Budi pada temannya yang masih asyik menikmati kopinya di Circle K.
Diakui Rahmat, juru parkir Circle K, kalau pada malam hari, Taman Apsari sering dijadikan ajang berduaan bagi sekelompok anak muda, baik kelompok pecinta motor metik, atau klub-klub anak muda lainnya.
"Pasangan muda-muda juga sering nongkrong di Taman Apsari. Memang kalau siang hari, Taman Apsari juga sering dijadikan lokasi demo, karena tempatnya berada di depan Gedung Grahadi. Malah di bawah patung Gubernur Suryo, Taufik Monyong (salah satu seniman Surabaya) sering menumpahkan karya seninya di situ," ungkap Rahmat.
Tradisi hari Valentine, yang konon mengisahkan cerita seorang pendeta pada abad ketiga di Roma, Itali bernama Santo Valintinus yang tewas karena dihukum pancung. Selanjutnya, sosok Valintinus diabadikan sebagai tokoh yang hebat dan selalu menebarkan kasih sayang.
Pada 14 Februari, diperingati sebagai hari untuk mengenang kasih sayang Valentinus. Tradisi inipun merambah ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Bahkan, hari Valentine diibaratkan sebagai momentum penting untuk mengapresiasikan cinta berbagai macam cara, termasuk mengumbar syahwat.
Di Indonesia, sebagai negara yang masih memegang teguh budaya ketimuran tak berdaya dengan budaya sex bebas di hari Valentine. Terlebih lagi, beberapa pekan terakhir menjelang Valentine, beredara 'permen cinta' yang katanya bisa membangkitkan libido kaum perempuan.
Pemerintah dan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)-pun bereaksi keras melarang peredaran 'permen cinta' yang dipasarkan via online, karena penjualannya tanpa disertai surat izin edar. Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, meski permen ini dinyatakan tidak mengandung zat terlarang.
Jadi, hari Valentine akan terus menjadi simbol budaya asing yang akan menggerus budaya ketimuran yang santun, serta kejahatan seksual tak akan mampu lagi dibendung, khususnya masyarakat perkotaan.| AT | M | MR |
Di Surabaya, Jawa Timur misalnya. Ada beberapa tempat, yang kerap dijadikan tongkrongan, bagi sebagian remaja untuk merayakan hari Valentine bersama sang kekasih.
Ironisnya, hari kasih sayang itu, selalu tak bisa dilepaskan dari masalah syahwat. Padahal, untuk memperingati hari Valentine, bisa dilakukan dengan saling mengasihi dan menjaga hubungan sebelum janur kuning melengkung (masa pra nikah).
Seperti yang tampak di kawasan Pantai Ria Kenjeran misalnya. Di hari Valentine, di lokasi ini menjadi tempat paling asyik bagi remaja putra-putri untuk memadu kasih. Di hari kasih sayang ini, bukan hanya sekuntum mawar merah yang dipersembahkan oleh sang kekasih, tapi banyak sebagian muda-mudi melewati hari kasih sayang itu, dengan saling memagut kasih. Bibir mereka saling pagut, tak peduli walau di sekitar mereka banyak orang berlalu lalang.
Di tempat ini (Pantai Ria Kenjeran), meski di siang hari, beberapa pasang kekasih tampak berduaan di tempat mereka masing-masing. Ada yang berada di bawah pohon rindang, ada yang di tempat ayunan, ada yang di tepian pantai. Rata-rata mereka saling meraba dan berciuman mesra.
Tak hanya di Pantai Ria Kenjeran, yang banyak terdapat tempat-tempat romantis dan juga menyediakan penginapan super murah, hanya sekitar Rp 75 ribu hingga Rp 100 ribu, pasangan muda-mudi itu bisa 'bercengkerama' secara aman. Namun di tempat lain di Surabaya juga ada lokasi yang dijadikan ajang memperingati hari valentine.
Di Taman Apsari, tepatnya di depan Gedung Negara Grahadi Jalan Gubernur Suryo, juga menjadi tempat yang romantis untuk menikmati malam Valentine. Meski tempat ini sangat terbuka, banyak orang berlalu lalang di sini, bukan suatu masalah bagi pasangan muda-mudi untuk melewatkan kesempatan saling meraba.
Di dalam taman, tampak dua pasang kekasih duduk berdekatan. Jaraknya hanya sekitar dua meter saja. Di bawah pohon rindang, kedua pasangan itu mengapresiasikan rasa cinta mereka dengan cara mereka masing-masing. Satu pasang, tampak saling pagut, bibir ketemu bibir. Sedang pasangan yang lain, terlihat pemuda menyerahkan sekuntum mawar merah pada kekasihnya yang disambut dengan mencium wangi bunga.
Tentu saja, aksi romantis para muda-mudi ini menjadi tontonan gratis bagi mereka yang tengah menikmati minuman kopi hangat di Circle K, yang berada di seberang kiri Taman Apsari. Beberapa pasang mata tertuju ke arah taman yang hanya dipisahkan oleh jalan raya.
"Mumpung ada tontonan gratis," gumam Budi pada temannya yang masih asyik menikmati kopinya di Circle K.
Diakui Rahmat, juru parkir Circle K, kalau pada malam hari, Taman Apsari sering dijadikan ajang berduaan bagi sekelompok anak muda, baik kelompok pecinta motor metik, atau klub-klub anak muda lainnya.
"Pasangan muda-muda juga sering nongkrong di Taman Apsari. Memang kalau siang hari, Taman Apsari juga sering dijadikan lokasi demo, karena tempatnya berada di depan Gedung Grahadi. Malah di bawah patung Gubernur Suryo, Taufik Monyong (salah satu seniman Surabaya) sering menumpahkan karya seninya di situ," ungkap Rahmat.
Tradisi hari Valentine, yang konon mengisahkan cerita seorang pendeta pada abad ketiga di Roma, Itali bernama Santo Valintinus yang tewas karena dihukum pancung. Selanjutnya, sosok Valintinus diabadikan sebagai tokoh yang hebat dan selalu menebarkan kasih sayang.
Pada 14 Februari, diperingati sebagai hari untuk mengenang kasih sayang Valentinus. Tradisi inipun merambah ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Bahkan, hari Valentine diibaratkan sebagai momentum penting untuk mengapresiasikan cinta berbagai macam cara, termasuk mengumbar syahwat.
Di Indonesia, sebagai negara yang masih memegang teguh budaya ketimuran tak berdaya dengan budaya sex bebas di hari Valentine. Terlebih lagi, beberapa pekan terakhir menjelang Valentine, beredara 'permen cinta' yang katanya bisa membangkitkan libido kaum perempuan.
Pemerintah dan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)-pun bereaksi keras melarang peredaran 'permen cinta' yang dipasarkan via online, karena penjualannya tanpa disertai surat izin edar. Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, meski permen ini dinyatakan tidak mengandung zat terlarang.
Jadi, hari Valentine akan terus menjadi simbol budaya asing yang akan menggerus budaya ketimuran yang santun, serta kejahatan seksual tak akan mampu lagi dibendung, khususnya masyarakat perkotaan.| AT | M | MR |
Posting Komentar